Senin, 13 Juli 2015

Cerpen bertema tentang narkoba

Semoga bermanfaat..😊


Penyesalan di Balik Jeruji Besi

Author : Faela Septa Alyandra Fatihah

                Pelangi masih membentang diujung langit sore. Bau khas daun basah merebak di antara desir angin hantarkan sang waktu pada senja nan syahdu. Warna kuning dan jingga yang berpadu, menambah keindahan langit sore ini.
                ’Pyarrr...’
                Suara benda terjatuh yang sangat memekakan telinga itu membuat seorang gadis yang tengah tertidur lelap terperajat bangun. Gadis cantik dengan rambut coklat yang bergelombang itu bernama Veria Alexandra Steffanya, yang akrab di panggil ’Ve’. Dengan raut wajah terkejut dan penasaran, Ve beranjak dari tempat tidurnya dan berlari keluar kamar. Ve menuruni anak tangga dengan panik dan tergesa – gesa. Namun langkah nya terhenti di tengah – tengah anak tangga. Tepat di depan mata nya terdapat pemandangan yang tak begitu mengenakkan. Sepasang Suami Istri yang tengah berdiri saling berhadapan dengan wajah memerah dan bola mata yang menyala – nyala, dan... terdapat vas bunga yang telah menjadi beberapa keping. Sepasang suami istri itu adalah orang tua Ve. Betapa terkejutnya Ve melihat wanita paruh baya di hadapannya yang bernotabe sebagai Mama nya itu menangis. Ingin sekali Ve bertanya, namun niat nya ia urungkan saat melihat seorang wanita dengan pakaian yang memperlihatkan sebagian tubuhnya, berdiri tepat di belakang papa nya, pakaian itu sungguh menjijikkan bagi Ve.
                ”Berani – berani nya Papa membawa pulang dan bersetubuh dengan wanita jalang itu di kamar Mama sama papa!! di saat Mama pulang kerja dengan kondisi badan yang capek malah di suguhi dengan hal nggak senonoh seperti itu!! Dimana hati papa, ha?!!” Mama nya Ve membentak tepat di depan wajah papa nya Ve dengan air mata yang semakin deras mengalir di pipi Mama nya Ve.
                ”Ma, Papa sebagai laki – laki juga membutuhkan kesenangan, papa juga pengen mencari kebahagiaan, Mama sebagai seorang istri seharusnya bisa melayani papa, bukan nya setiap hari ditinggal kerja, bahkan kadang ditinggal ke luar kota, Mama terlalu mementingkan pekerjaan Mama daripada papa, jadi wajar donk kalo papa mencari kesenangan itu sendiri” Ucap papa nya Ve dengan santai dan seutas senyum miring yang amat menyebalkan bagi Mama nya Ve.
                ”Apa? Papa bilang Mama terlalu mementingkan pekerjaan Mama sendiri? Dan papa bilang kalo Mama tidak melayani papa? Lalu Ve kamu anggap apa, pa?! Dia hasil dari kebahagiaan kita setelah kita melaksanakan pernikahan 15 tahun yang lalu, pa!!” Mama nya Ve kembali berucap, kali ini nada nya sedikit melemah karena merasakan sakit hati atas perkataan suami nya tadi.
                Ve yang sedari tadi hanya menyaksikan adegan itu, tangan nya mengepal dengan hati yang memberontak, ingin sekali meninju wajah wanita selingkuhan papa nya itu hingga luka. Ve bisa merasakan betapa hancurnya perasaan Mama nya sekarang ini. Dengan segenap keberanian dan emosi yang meluap, Ve menuruni anak tangga dengan berlari lalu menghampiri wanita murahan itu dan...
                Bugh... Bugh... Bugh...
                ”Aarrgghh...” wanita itu tersungkur beberapa meter dari tempat berdiri nya tadi berkat pukulan bertubi – tubi dari Ve.
                ”Ve??!!!” papa nya Ve memekik lalu menghampiri wanita itu dan membantu nya untuk berdiri. Ve tersenyum penuh kemenangan saat melihat luka memar di wajah wanita itu.
                ”Apa apaan kamu ini, Ve?!!” tanya papa nya Ve yang tampak tidak terima atas perbuatan Ve.
                ”Dia pantas mendapatkan itu, pa. Aku hanya ingin wanita murahan itu merasakan betapa hancurnya hati Mama karena murahnya harga diri nya, dan pukulan itu belum seberapa untuk membayar rasa sakit nya Mama” Ucap Ve dengan senyum jahat nya. Kini langkah nya menghampiri Mama nya yang masih tak percaya dengan tindakan putri tunggalnya itu.
                ”Papa juga harus membayar rasa sakit nya Mama, dengan minta maaf kepada Mama dan kembali menjadi keluarga yang bahagia dengan meninggalkan wanita keparat itu!” Tunjuk Ve kepada wanita itu yang tengah meringis akibat bogeman Ve tadi.
                Papa nya Ve melangkah untuk menghampiri Ve dan Mama nya Ve, dan menghentikan langkah nya beberapa meter di hadapan Ve. Pria paruh baya itu hanya tersenyum sinis menatap Ve. Dan Ve sangat benci dengan senyuman itu.
                ”Aku lebih memilih untuk meniduri 5 wanita jalang sekaligus yang bisa membuat ku senang dan puas, daripada harus meminta maaf dengan wanita yang jelas – jelas lebih mementingkan pekerjaannya daripada suami nya sendiri”  Ve terkejut dengan perkataan papa nya itu. Benar – benar di luar nalar Ve, dimana sesosok papa nya yang dulu? Dan perkataan itu membuat wanita yang sedari meringis kesakitan itu tersenyum miring.
                ’Wanita bajingan!’ batin Ve mencak – mencak, senyuman itu membuat Ve mengeratkan kevalan tangan nya dan membuat gigi nya bergemeletuk karena emosinya.
                ”Kita Cerai”
”Apa?!” Ve memekik tak percaya atas ucapan Mama nya itu. Dan ucapan itu berhasil membuat papa nya Ve tersenyum penuh kemenangan di hadapan Ve.
”Aku akan urus perceraian ini besok pagi” ucap Mama nya Ve lalu berjalan menuju kamar dan menutup pintu dengan membantingnya.
Ve masih diam tak percaya dengan keputusan Mama nya itu. Lalu Ve melihat ke arah papa nya yang menghampiri wanita selingkuhan nya itu dan... bermandi lidah di hadapan Ve. Sungguh tak pantas untuk dilihat seorang remaja seusia Ve.
***
Hari demi hari telah Ve lalui, sudah 2 minggu ini Ve tinggal berdua dengan Mama nya pasca adanyan kata nya ’Sah’ atas gugatan cerai dari pihak pengadilan untuk kedua orang tua Ve. Semenjak itu juga, seorang Ve yang semula periang, kini menjadi pemurung. Seorang Ve yang semula pandai, kini menjadi linglung. Seorang Ve yang semula terurus dengan baik, kini menjadi seorang remaja yang tidak pernah mendapat perhatian dari orang tua nya.
Mama nya Ve jarang pulang ke rumah, beliau lebih memilih menginap di apartemen milik seorang pria yang rencana nya akan menikah dengan Mama nya Ve, papa nya pun sudah tidak ada kabar lagi pasca sidang perceraian itu. Tak jarang jika setiap malam minggu tiba, Ve akan pergi bermain dengan teman – teman nya hingga pukul 3 pagi. Tak jarang pula, Ve pulang ke rumah dengan keadaan mabuk dan sebatang rokok yang dia hisap, dengan di antar oleh seorang pria yang bernotabe sebagai kekasihnya, hingga melakukan hubungan intim yang tidak pantas dilakukan oleh seorang remaja. Ve yang baik, kini menjadi Ve yang mudah putus asa karena depresi atas pisahnya kedua orang tua  nya. Melakukan pelarian dengan berbagai obat – obatan terlarang yang ia gunakan.
***
Hari ini adalah malam minggu, dimana sebagian besar remaja akan pergi keluar rumah. Entah ingin makan malam dengan pasangan nya, atau hanya sekedar bermain. Tak terkecuali Ve dan teman – teman nya yang setiap malam minggu nya mengadakan pesta narkoba. Dan pada malam ini, mereka melaksanakan pesta itu di rumah Ve.
Dengan suara musik yang sangat memekakan telinga dan sangat menggangu, Ve dan teman – teman nya berjoget ria seolah – olah tidak ada pikiran di benah mereka. Mereka dengan santai nya meminum minuman keras dengan dosis yang melebihi batas dengan bersulang. Tampak beberapa jenis narkoba yang tersedia di atas meja. Terlihat Ve bersama kekasihnya duduk di sofa, tengah menghisap ganja dengan wajah yang terlihat bahagia. Sebuah pelarian yang berlebihan untuk sebuah masalah. Sedetik kemudian, tampak Ve tengah bercumbu dengan kekasihnya, tanpa memperdulikan suasana sama sekali. Saking asik dan ramai nya suasana pesta, hingga mereka tidak menyadari, ada dua orang warga yang tengah beronda melihat pesta itu secara diam – diam.
Semakin pagi semakin meriah saja pesta yang mereka laksanakan. Tanpa sadar jarum jam menunjukkan pukul 3 pagi. Tiba – tiba terdengar suara siriner mobil polisi. Semua orang yang ada di dalam rumah Ve lari kalang kabut untuk sembunyi. Tak terkecuali Ve yang jalan nya masih sempoyongan berkat minum beberapa botol miras. Para polisi langsung memblokkade seluruh jalan keluar. Alhasil polisi berhasil menangkap Ve dan teman – teman nya.
Sesampainya di kantor polisi, mereka langsung di interogasi asal mula kejadian tersebut. Seusai ditanyai beberapa pertanyaan oleh polisi, mereka langsung di bawa ke ruangan, tempat dimana orang – orang yang tertangkap melakukan suatu kejahatan. Dan rumah Ve pun diberi garis polisi. Mama nya Ve tak peduli lagi dengan urusan itu, ia lebih memilih mengurus calon suami nya daripada mengurus Ve yang sekarang berada di dalam Sel penjara. Ve merasakan pusing di kepala nya, perut nya pun merasakan mual yang luar biasa. Polisi pun mendatangkan seorang dokter untuk memeriksa Ve. Betapa terkejutnya Ve saat mengetahui hasil periksa Dokter bahwa dia positif hamil.
’Ya tuhan, ingin sekali aku mengembalikan waktu dan mengulangi kembali hidupku untuk memperbaiki seluruh kesalahanku, mencoba untuk menerima kenyataan hidupku dan menghadapi dengan sabar dan tenang. Tanpa perlu mengalami depresi yang berat, tanpa perlu menggunakan narkoba yang hanya mengantarkanku pada keterpurukan saja. Tuhan, aku menyesal atas semua perbuatanku, tapi sudah terjadi, sia – sia saja jika aku menyesal, menangis, depresi, itu tidak akan mengubah dan tidak akan memperbaiki segalanya. Dan kini semua, aku serahkan semua alur hidupku kepada mu, Tuhan’ batin Ve menyesal dalam hati, seraya menangis dan memegangi perut nya yang terisi oleh janin hasil peszinaan antara Ve dengan kekasihnya. Sungguh malang nasib masa depan Ve.
”Akan aku jaga dan aku didik kamu, nak, jangan sampai kamu jadi seperti ibu mu ini, terlalu memurahkan harga dirinya. Mudah putus asa hanya karena sebuah perceraian, cukup ibu mu yang bodoh ini saja yang merasakannya suramnya masa depan, kau harus bisa membanggakan ibumu ini, nak, buatlah masa depan mu cerah ya, nak, ibu sayang kamu” ucap Ve kepada calon bayi nya sambil mengelus – elus perutnya.
Hidup terlalu singkat jika terus mengenang masalahmu di masa lalu, disaat kamu bisa menciptakan cerita baru dengan perubahanmu.

The End~
             


                 
                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar